Balada (ballade)Â adalah bentuk syair yang berasal dari Prancis, terdiri dari tiga bait utama dan satu bait penutup yang disebut envoi (envoy), yang masing-masing berujung pada pengulangan baris terakhir (disebut sebagai baris refrain).
Tiga bait pertama adalah bait delapan baris, sedangkan envoi adalah empat baris. Beberapa orang juga menyebut bait envoi terakhir sebagai kwatrin (quatrain).
Envoi adalah 'frasa' atau bait yang mengulang beberapa baris terakhir dari bait sebelumnya, tetapi tidak harus sama urutan di mana mereka awalnya terjadi. Envoi ini terletak di luar hitungan baris dan bait, tetapi diperlukan dalam menyelesaikan balada yang sesungguhnya.
Balada juga menggunakan teknik pengulangan yang disebut reffrain. Reffrain adalah baris berima yang diulang lengkap satu larik. Secara alami, karakteristik ini membuat balada panjang dan rumit, dan sangat sulit untuk disusun dengan baik.
Kata penutup di setiap baris menentukan skema sajak balada.
Misalnya, saat menggambarkan rima sebagai A, B, atau C, penyair dapat mendeskripsikan skema rima balada dengan mengikuti pola:
ababbcbC
ababbcbC
ababbcbC
bcbC
Tidak ada ketukan/meteran puisi tertentu yang secara eksplisit diperlukan untuk bentuk puisi ini, tetapi setiap larik mempunyai ketukan/meteran yang sama.
Bentuk puitis balada umumnya menggabungkan penceritaan naratif dengan prosodi konvensional (pendekatan berirama dan ritmis puisi versus prosa) untuk menekankan pembuatan cerita serta pergantian frasa.
Ciri-ciri Balada:
Terdiri dari 3 oktet + 1 envoi kwatrin, 24 larik (envoi tidak masuk hitungan)
Suku kata bervariasi, tetapi jumlahnya sama di setiap larik. Bersajak dengan pola tuang ababbcbC/ ababbcbC/ ababbcbC/bcbC dengan C sebagai reffrain.
***
KAMULAH TITIK PUSAT ALAM SEMESTAKU
(Balada untuk Ega)
rintik hujan dini hari di kota bandung
'ku terdampar di pangkalan taksi junjunan
kelana kembara tertatih langkah limbung
gundah sergap jiwa raga nan lelah rawan
termangu dungu temaram lampu jalanan
rintihan kelu memanggil sejumlah kawan
teringat padamu pernah satu waktu
kamulah titik pusat alam semestaku
ketika 'ku murung kau lantunkan senandung
dalam hentak musik kita liukkan badan
cita khayalku melayang tinggi membumbung
mungkinkah kamu jodohku di masa depan?
garis takdir kita justru memisahkan
namun di setiap langkah hadir namamu
ingat saat jaga, dalam tidur impikan
kamulah titik pusat alam semestaku
berdiri kita di jembatan cikapundung
purnama malu sembunyi sebalik awan
kecipak air iringi tarian capung
dan kuucapkan kata yang lama tersimpan
terlontar sumpah janji hingga akhir zaman
'tuk setia dan mencintai kamu satu
karenamu membuat kumampu bertahan
kamulah titik pusat alam semestaku
balada ini sajak penyair murahan
tapi hanya bisa tercipta karenamu
semesta demi semesta melintas angan
kamulah titik pusat alam semestaku
Bandung, 7 Januari 2023