Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Makan Malam di Kota Lama

2 Januari 2023   13:30 Diperbarui: 2 Januari 2023   13:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lusinan mereka di sepanjang tembok Benteng Merah di luar ibu kota baru. Dia memilih gadis cantik yang mengenakan gaun satin kuning mentega, pahanya kurus, dan kaki kerdil lecet terbalut sepasang sandal berjenama. Dia membungkuk untuk meletakkan koin di telapak tangannya yang berdebu, dan langsung ditarik melalui pusaran gelap matanya.

Di dalam dia berputar, melalui lengkungan mozaik, melintasi menara berumput zamrud, sepanjang lorong-lorong gelap yang berbau jintan dan kayu manis.

Melewati petak-petak tenun sari yang berbisik, kaleidoskop permata bertatahkan emas kuning. Suara-suara terkekeh dalam ratusan dialek ke gubuk kumuh yang tercekik di bawah atap besi bergelombang di bawah sinar matahari sore perkotaan.

Lantai tanah dipukuli derap langkah dan udara tebal yang menyengat dengan asap dari tungku arang, tempat seorang bayi berbaring menunggu ibunya kembali untuk meredakan kelaparan yang membatu di perutnya.


Bandung, 2 Januari 2023

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun