Aku kira selalu ada seorang perempuan tua gila di setiap lingkungan tetangga. Aku menahan diri ketika dia berdiri di depan pintu rumahku.
"Itu dia," katanya, menyodorkan koran sore edisi kemarin kepadaku. Sebuah lingkaran merah yang dibuat dengan spidol tampak di sekitar foto. "Ini Pak Joko. Yang tinggal di rumah nomor dua puluh dua."
Aku mengambil koran itu. Beritanya tentang seorang guru sekolah, AD, dipenjara selama dua tahun karena melecehkan murid-muridnya. Aku melihat gambar itu lagi. Memang agak mirip dengan Pak Joko dari nomor dua puluh dua. Jelas bukan dia, karena artikel itu tentang seorang pria yang memiliki nama berbeda dan saat ini sudah berada di penjara.
"Saya berkeliling ke semua orang yang punya anak," ujar si ibu. "Pastikan anak-anakmu menjauhkan dari dia."
Aku berterima kasih padanya, meyakinkannya bahwa aku akan melakukannya dan dia melanjutkan ke rumah tetangga sebelah.
Pak Joko yang malang, pikirku. Tidak seorang pun boleh menyebarkan hal semacam ini hanya karena dia terlihat sedikit mirip dengan orang lain.
Tetap saja, aku akan memberi tahu anak-anak untuk menyeberang ke sisi lain ketika melewati rumahnya.
Bintaro, 25 Desember 2022Â