Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tokoh Utama

17 Desember 2022   15:07 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:11 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam kantor baru saja dimulai dan aku sudah harus melatih anak baru yang magang.

Rasanya seperti bangun untuk tersandung di kaki meja menemukan rasa sakit baru di jari kaki kelingking, masuk ke mobil dan menyadari bahwa ban gembos, atau pergi ke kamar kecil dan kembali untuk menemukan singkong keju melepuh yang tersisa telah diembat orang lain.

Intinya, hari ini menyebalkan.

"Sayang sekali," kata Jono.

"Aku Tono!" kata Ian Antono dengan penuh semangat.

"Mahiwal," gumamku.

"Keren." kata Tono.

Sakit punggung, dua ban bocor. Seseorang hanya meninggalkan sumbu singkong di wadah styrofoam yang lembap berminyak.

Aku menghela napas dan berjalan ke meja satpam. Aku meminta Tono untuk menunjukkan kartu pas. Tono melakukannya. Dia berkicau pada Bowo, si satpam. Bowo memutar matanya ke arahku tapi, membiarkan Tono lewat.

Di lift yang menuju ke bawah, Tono bercerita tentang paginya, tepat selama tiga detik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun