Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Air Padat

16 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 16 Desember 2022   11:27 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theconversation.com

Di alam semesta ini terdapat banyak sekali galaksi, dan  beberapa galaksi berbentuk spiral.

Ada galaksi spiral di sudut biasa alam semesta. Di lengan galaksi ada bintang. Itu adalah bintang yang sangat biasa.

Mengitari bintang adalah planet. Di dekat sebuah bintang yang disebut matahari ada sebuah planet bernama Bumi.

Di bagian tengah planet ini ada daratan dan di tengah daratan ini ada tempat dengan banyak pepohonan. Ini disebut hutan.

Di hutan banyak binatang. Salah satu hewan disebut manusia dan manusia berasal dari monyet di pepohonan. Saya manusia. Ini semua adalah hal-hal yang dikatakan ilmuwan itu kepada saya.

Pada hari Minggu, misionaris menceritakan kisah yang berbeda. Dia tidak mengatakan saya binatang. Dia mengatakan nenek moyang saya disebut Adam dan Hawa dan mereka adalah sumber dosa saya.

Saya tidak mengerti ini. Saya tidak mempertanyakan. Pertanyaan membuat misionaris tidak senang dan para tetua ingin dia bahagia karena dia membawa perahu ke sungai dan perahu membawa air api.

Dia memberikan buku ini kepada saya untuk ditulisi. Buku itu memiliki kertas bergaris tetapi kosong. Saya pikir itu buku yang lucu. Saya menaruhnya di kepala saya seperti topi bulu.

Dia bilang saya harus mengisinya dengan kata-kata. Itu tidak lucu. Seriuslah. Menulis. Menulis dalam bahasa English.

Buku hanya untuk kata-kata bahasa kulit putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun