Kecuali siksaan terhadap Rina'y, Dikker, dan Mantir hanyalah cara untuk menghilangkan baunya. Dalam hal itu, dia juga tidak bisa memastikan bahwa mereka adalah Puak Dunia Timur sejati. Pemikiran itu menghantam kepalanya sama sakitnya seperti pukulan dari Kantung Umbi.
"Kaki busuk punya pelacaknya," kata Napas Insang dengan nada lantang. "Punya pelacak. Punya pelacak. Satu tahun lamanya punya pelacak. Hancurkan si tukang kedai. Hancurkan kedai dalam gelap bayangan  dan darah!"
Bayangannya menyelinap masuk, bergoyang mengikuti melodinya. Udara kedai semakin dingin dan ujung-ujungnya memudar menjadi tirai kayu hitam, terperosok ke dalam jurang yang mengerikan. Malin merasakan bagai dicengkeram iblis.
Bergerak sebagai satu kesatuan. Muka Pucat berputar dan menembak keempat dinding dan sudut. Pengaturan pisser dua. Bola-bola api menghantam sisi kedai. Sinar biru menumpahkan bayangan yang menutupi dinding bagai air terjun yang mengerikan, mendesis di lantai, mengirim bayangan kembali ke ceruk.
Jarum maju, menembak tanpa ampun. Gumpalan-gumpalan gelap itu bergerak-gerak, menyusut dan menyusut. Suara yang tidak manusiawi bagai raungan mesin kapal penjajah Barat meluncur melintasi bidang licin.
BERSAMBUNG