Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masih Banyak Waktu

5 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   12:23 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theweekendedition.com.au

Dan Zelia tetap diam selama kejadian itu, seolah-olah menonton semuanya dengan cerdas. Jadi itulah pertanyaanku, dan mendapat tawa yang meriah dan anggukan setuju.

Aku rasa Saras yang berkata, "Betul, kan?" Dan aku bersumpah Penjelajah Waktu hanya butuh dua detik untuk menjawabnya. Tapi tentu saja dia tidak menjawabnya.

Sebaliknya dia terlihat semakin khawatir. Dia terus berbicara lebih cepat, seperti juru lelang di acara televisi. Dia hampir menangis, dan kami semua merasa agak sedih, kecuali Syauki, yang memang brengsek.

Kalimat-kalimat meluncur begitu saja dari bibirnya. "Jangan mencoba untuk menyembuhkan AIDS, itu hanya akan memperburuk keadaan karena mutasi retrovirus. Fokus pada pencegahan. Kalian dapat memperpanjang masa hidup kalian dengan mensintesis mitokondria urutan keempat. Ketika Jon Etash lahir, bawa dia ke terapi segera. Perjanjian Batuketik akan menyebabkan perang yang mengerikan--"

"Hei, bajumu terbuat dari apa?" tanya Syauki. Dan harus kuakui, aku juga penasaran. Maksudku, bajunya terlihat seperti dibuat dari bahan plastik yang padat. Seperti linen mungkin, tapi hiasan bordirnya cukup bagus.

Tiba-tiba, dia pergi.

Sepertinya ruangan terlipat dan terbuka lagi, hanya dia satu-satunya yang tidak.

Aku merasakan sensasi samar saat dia melewati kami, atau melalui seluruh Excelso, atau melalui segalanya.

Aku tidak begitu yakin. Sejujurnya, yang kurasakan sedikit mual dan ingin muntah.

Kami semua cukup terkesan, terutama pada bagian terakhir. Saras dan Syauki bertepuk tangan.

Aku rasa Zelia akan mendapatkan semua filosofi tentang kehidupan, seperti yang kadang-kadang dia lakukan. Itu mungkin meningkatkan peluangku untuk mendapatkannya. Kamu tahu, dalam semacam 'Ini adalah ujian, semuanya berubah, ayo lakukan.' Semacam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun