Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masih Banyak Waktu

5 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   12:23 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theweekendedition.com.au

Penjelajah Waktu memasuki Excelso dengan tergesa-gesa.

Kami berlima, seperti biasa. Aku sedang minum mocha frappuchino , berusaha keras untuk memegang cangkir panas dan tidak terlihat seperti orang dungu. Aku bertanya-tanya apakah seharusnya aku bercukur. Aku sedang naksir Zelia, kamu tahu, dan mengangguk pada apa pun yang dia katakan.

Aku bertanya, "Apa pendapatmu tentang buku novel yang jadi best seller?" dan hal-hal seperti itu, dan aku pikir semuanya berjalan cukup baik.

Mungkin seharusnya aku bercukur.

Aku tahu jaket kulitku bagus, tetapi pada saat itu aku khawatir Zelia sudah menjadi vegetarian, atau membenci kulit binatang, atau serupa itu. Zelia gadis yang sangat pintar.

Jadi Penjelajah Waktu mendorong pintu terbuka dengan kasar, dan dia melangkah ke tengah kebisingan dan segala macam aroma. Dia melihat sekeliling ruangan, agak panik dan mungkin kecewa.

Bagaimana aku tahu dia adalah seorang penjelajah waktu?

Mungkin sesuatu tentang bagaimana perjalanan dimensi keempat memberikan kualitas seperti mimpi yang halus pada benda dan makhluk hidup, seolah-olah itu hanya ada pada realitas kita melalui kekeliruan besar. Begitulah. Terserah.

Dia agak keren, kurus tapi bahenol dengan rambut yang sangat bagus, dan kami semua sangat bersemangat ketika dia bergegas ke meja kami.

"Aku hanya punya beberapa menit. Tolong, tolong dengarkan aku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun