Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Batas-Tak-Bertuan (XIV)

1 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tutup mulut, penjaga kedai." Si Jarum merengut. Untaian oranye kuningan yang disisir ke belakang di bawah topi merahnya menarik wajahnya kencang yang panjang dan datar tanpa dagu atau garis batas dari lehernya. "Letakkan busurmu. Perlahan dan tenang."

Karung Umbi beringsut lebih dekat, sejarak jangkauan tangan, menusuk tulang rusuk Malin dengan pistol.

"Lebih cepat lebih baik." Wajahnya yang berbentuk bola mencibir, membuat pipinya yang bengkak semakin bulat. Mata abu-abunya berbinar karena kenikmatan menyebabkan rasa sakit. Rambutnya lebih pucat dari cahaya bintang dan dicukur mendekati kulit kepala, Karung Umbi bisa dianggap laki-laki kalau saja dadanya tak semontok gundukan sarang rayap tanah.

Malin menurunkan busur tangannya, dengan hati-hati menyodorkan gagangnya ke arah si Dunia Barat keparat. Ujung panahnya menghadap dirinya sendiri. Dia menatap melewatinya ke arah para wanita berseragam putih dan merah.

Penjajah dari Dunia Barat nyata ada di kedainya.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun