Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Om Acek Rudy, Menulis Fiksi Itu Gampang, Kok!

20 November 2022   20:10 Diperbarui: 20 November 2022   20:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Ikhwanul Halim. Bikin cerpen susah banget (bagi saya). Bisa berjam-jam tentunya dengan jeda. Apalagi bikin novel. Itulah saya tidak sabar untuk belajar dari Dee Lestari nantinya (numpang promosi). Tapi, Kompasianer yang satu ini setiap saat hadir dengan novel berserinya. Bukan hanya satu judul. Tapi, banyak. Entah apa makanan belio yang satu ini."

- Acek Rudy

Mules. Sakit perut. Itu yang saya rasakan saat membaca tulisan Om Acek Rudy yang bawa-bawa nama saya dan sukses bikin saya ketawa.

Om, nulis fiksi itu gampang banget, kok! Jangankan cerpen, nulis novel juga nggak syulit-syulit amat. Apalagi Reyhan baik...

Kenapa saya bilang nulis novel itu gampang? Karena penulis novel (alumni) Kompasiana buanyaaak! Penulis novel berseri sekali tayang juga nggak dikit, bukan cuma saya. Misalnya: 'Ceu Entin' Erni Berkata (tupkun) dan Mim Yudiarto (terakhir nulis di K 15 November 2020). 

Dan bukan rahasia lagi, beberapa Fiksianer Kompasiana menjadi penulis webnovel dengan penghasilan hingga puluhan juta per bulan. Rata-rata, mereka punya kemampuan menulis antara 3.000 -- 10.000 kata per hari.

Yang membedakan mereka dengan saya adalah: saya masih setia nulis di Kompasiana, sementara mereka memilih untuk berkelana melanglang jagat raya. 

Pernah saya bertanya, mengapa meninggalkan Kompasiana?

Jujurly, alasan mereka, sebagai penulis fiksi profesional merasa kurang dihargai di Kompasiana. Artikel fiksi sulit untuk mendapatkan predikat TERPILIH, konon pula ARTIKEL UTAMA. Apalagi subkategori NOVEL sekarang sudah dieliminasi.

Mengapa masih menulis di Kompasiana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun