Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 54)

10 November 2022   19:41 Diperbarui: 10 November 2022   19:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Saat kembali menuju ke kamar mandi, telepon kembali berdering. Dia bergegas ke kamar tidurnya menuju pesawat telepon terdekat untuk menjawabnya, tetapi sekali lagi telepon berhenti berdering begitu dia sampai di sana.

Sesuatu pasti terjadi di sini. Jika itu terjadi sekali lagi, dia akan mematikan telepon sepanjang sisa malam itu, Ratna atau bukan Ratna.

Sedikit kesal, dia kembali ke kamar mandi, dan memutuskan bahwa sementara dia di sana, dia sebaiknya mandi. Jika telepon berdering ketika dia berada di sana, siapa pun itu harus menunggu. Dia mulai bosan dengan lelucon-lelucon tak lucu.

Namun teleponnya tidak berdering saat Johan mandi. Bahkan, tidak juga berdering sampai dia kembali duduk di meja dapur. Kali ini dari Ratna.

"Kamu tadi bicara dengan siapa?" Ratna bertanya dengan nada kemarahan yang nyata dalam suaranya.

"Aku belum berbicara dengan siapa pun. Setiap kali telepon berdering, aku mengangkatnya dan tidak ada siapa pun di sana. Tidak, bahkan tidak seperti itu. Aku bahkan belum sempat mengangkat telepon. Benda ini berhenti berdering sebelum aku sempat mengangkatnya."

"Kamu pasti sedang berbicara dengan seseorang. Aku meneleponmu dari tadi."

"Mustahil. Telepon tidak berdering sampai sekitar satu jam yang lalu, dan kemudian hanya berdering dua kali."

"Johan, kenapa aku harus berbohong? Pasti ada yang salah dengan ponselmu, karena aku tahu apa yang telah kulakukan sepanjang malam."

"Ratna, kenapa kamu tidak ke sini saja? Kita akan membicarakannya saat kamu sampai di sini."

"Oh ... baiklah, Johan. Tapi aku tidak ingin membicarakan ini lagi. Aku akan datang dalam beberapa menit."

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun