Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 53)

9 November 2022   15:00 Diperbarui: 9 November 2022   15:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Jantung Kuntum berdebar tak menentu, berlutut di depan Awang, menatap matanya. Mata itu memancarkan ketakutan, menatap ngeri melebihi dari yang pernah dia bayangkan, terutama pada suaminya.

"Awang ! Awang sayang. Apa yang kamu lihat? Kamu harus memberitahuku. Aku ingin tahu."

Masih tidak dapat berbicara, Awang menatap tanah menghindari mata istrinya. Dia tidak suka ada orang yang melihatnya menangis, terutama Kuntum. Tidak mungkin dia bisa menghindarinya. Dia telah melihat apa yang dia lihat, dan itu sudah cukup untuk membuat siapa pun menangis. Mimpinya telah menjadi kenyataan, dan tidak mungkin dia bisa menghindarinya dengan bangun. Dia sudah bangun...

"Remas lenganku."

Dia mengatakan itu adalah kata-kata pertama yang bisa dia keluarkan.

"Apa, Wang?"

"Pegang lenganku!"

Meraih lengannya, Kuntum meremasnya. Ringan pada awalnya, tetapi Awang memaksanya meremas lebih keras dan lebih keras sampai tangannya kram dan dia harus melepaskannya.

Apa yang merasukinya? pikir Kuntum.

"Aku sadar." Awang berkata saat aura memudar. "Ini adalah mimpi buruk terburuk yang pernah kualami, dan aku sadar ketika aku mengalaminya.... Kita harus pergi dari sini, Kuntum. Kita harus pulang. Aku tidak merasa aman lagi di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun