Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: VIII. Rencana (Part 1)

20 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 20 Oktober 2022   16:32 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Aku telah melihat banyak hal dalam hidupku, tapi tidak ada yang seperti dia."

Burako

Burako, Oloan, dan Kei. Tiga begal kejam.

Mereka tinggal di salah satu kolong jembatan di Bandung di mana matahari pun tidak berani bersinar.

Mereka orang terbaik dalam apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka lakukan jauh dari baik.

Burako, sang pimpinan, duduk di atas gundukan puing dengan sekantung keripik di tangannya dan bersendawa. "Jadi," katanya. "Anak-anak. Bagaimana hasil minggu ini?"

Oloan berdiri, dadanya membusung. "Aku merampok tiga rumah dan mencuri dua motor. Sudah kujual hasilnya, dan sekarang kita punya uang tunai," dia mengedipkan mata, "mantap pokoknya. "

Burako menatap Oloan. Oloan memandang Burako. Kemudian Burako menoleh ke Kei.

"Aku tidak mengerti," kata Burako. "Mengapa dia mengedipkan mata?"

"Ya," kata Kei dengan suara kekanak-kanakan. Dia yang termuda dari ketiganya. "Aku juga tidak mengerti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun