Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampah

4 Oktober 2022   18:30 Diperbarui: 4 Oktober 2022   18:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dingin tidak lagi menggigilkannya
bahkan ketika gigi bergemeletuk
dia telah kalahkan egonya
langsung ke id
terkubur di bawah sadar
dari bumi mati lembap
gelap mencekik terhampar
gantikan rumah dan kehangatan

dia menyebutnya cinta, dia…
belajar mengucapkan kata-kata majelis burung
jangan mengusik monster
tapi hanya meniru kakaktua

selamat datang selamat pulang
hanya tidak, jangan di wajah
meskipun selalu berlanjut dengan pelukan
yang paling tulus.

pada khalayak telah diumumkan
dia kekasihnya nan sempurna
dengan paparazzi kurang makan
untuk setiap gaun yang dikenakan
menggali masuk ke liang hidup

kini sungguh merindukan sampah
mengoceh tentang jenama alas kaki
si balik tirai besi
wajahnya beku tenang

terbiasa menyalakan lilin
dia percaya pada kasih karunia
nyala api segera menyerah kalah
ke atmosfer tanpa udara
meninggalkan kerak beku
boneka terkapar kaku

Bandung, 4 Oktober 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun