Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: III. Kisah Sang Ratu (Part 1)

3 Oktober 2022   21:30 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:35 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Seorang perempuan tua dengan bekas luka nan compang-camping di pipinya tinggal sendirian di desa pinggiran kota.

Semua orang mengenalnya. Dengan mulut menganga, mereka akan berbisik-bisik berdengung dengan suara rendah ketika dia melintas di alun-alun pasar---satu-satunya saat dia memasuki kota---untuk membeli buah dan sayuran.

Pada malam hari, kata mereka, seolah-olah ada yang memberi perintah, dia akan meloncat tinggi dan menendang. Dia akan tengkurap di tanah dan merangkak, kemudian berdiri dengan sikap waspada penuh, memeriksa sekelilingnya dengan mata tajam.

Beberapa pemuda yang pernah menyelinap untuk melihatnya sambil bercanda dan tertawa-tawa, dan dia memergoki mereka. Tawa dan canda itu berhenti selamanya.

Begitu pula dengan kegiatan mengintip para warga.

Ketika matahari terbenam dan malam menjelang, tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan, tidak lebih yang berusia lebih dari 10 tahun, mendatangi gubuk satu-satunya di ujung jalan setapak, dan mereka akan duduk di tanah di depannya, menunggu perempuan tua itu datang. Dan dia akan bercerita kepada mereka.

Dia bercerita tentang raja-raja kuno, Sasakala Sangkuriang, Ki Sunda Purba, cerita yang tidak diketahui oleh siapa pun di desa. Dia akan menceritakan kepada mereka kisah-kisah tentang Nyi Pohaci Sanghyang Asri, dewi dari mana segala sesuatu lahir. Dia bisa membuat mereka tertawa dengan cerita orang-orang di kerajaan.

Dia datang hanya seminggu sekali, tapi dia tahu semua kejadian, siapa yang tidak setia dan berselingkuh dengan siapa.

Dia juga bisa membuat mereka takut.

Dia membuat mereka sangat ketakutan sehingga saat mereka berjalan pulang kembali ke rumah mereka di desa, badan gemetar dan tersentak saat melihat bayangan mereka sendiri. Tetapi mereka senang mendengar cerita wanita tua itu, dan dia, sebaliknya, senang menceritakannya kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun