Liburan kenaikan kelas akhirnya datang. Murid murid menyebutnya libur panjang musim panas, meskipun di sini hanya ada musim hujan dan kemarau.
Semua orang di sekolah sudah tahu bahwa Rano abang Suti diterima di UI. Dia memberi tahu guru kelas Rano dan dia mengumumkannya di upacara bendera hari Senin, dan selanjutnya kepala sekolah mengubahnya menjadi pidato motivasional.
"Mantan siswa kita Rano membuat sekolah kita bangga. Jadilah seperti dia. Saya yakin kita akan menerima kabar baik dari murid-murid yang lain segera," sesumbarnya.
Universitas Indonesia mengumumkan kapan tanggal kegiatan kampus dimulai. Rano senang. Awal perjalanannya ke universitas dan dia mengkhayalkan bagaimana kehidupannya kelak.
Dia dibesarkan dengan membaca novel yang berpusat pada kehidupan kampus, baik karya novelis lokal seperti Cintaku di Kampus Biru, Saman, 1998, maupun karya penulis luar negeri seperti Norwegian Wood. Rano membayangkan dirinya yang menjadi tokoh yang menginspirasi novel, hanya saja namanya disamarkan.
Dia memikirkan tentang kehidupan di kampus, gadis-gadis yang terlibat dalam gemerlap malam dan menjalani kehidupan yang bebas, mahasiswa yang menjadi anggota geng, dan sebagainya.
Dia membayangkan para siswa menggendong buku-buku tebal di tangan mereka dan berjalan dengan dada membusung.
Mama suka menonton film Hollywood dan Bollywood. Anak-anaknya tumbuh besar menonton film kehidupan remaja dan mahasiswa Amerika dan India.
Suti selalu terpaku pada televisi saat Rano berfantasi tentang kehidupan kampus. Dia kemudian akan berdiskusi dengan Rano, bagaimana dia akan berperilaku di universitas ketika kelak dia kuliah.
Keesokan harinya, Rano berangkat ke Kampus UI di Depok. Dia kaget. Kampus adalah pemandangan yang indah untuk dilihat, dan lingkungannya tampak tenang.