Seperti biasa dia makan malam mi Aceh dan minum tuak nira. Gumarang duduk di depan TV dan menonton film sampai tertidur di kursinya, tdan kemudian entah bagaimana berhasil sampai ke tempat tidurnya.
Dia sekarang berharap bisa kembali ke masa kuliah ketika ada ratusan kegiatan yang harus dilakukan di malam hari. Ide itu menggali beberapa kenangan indah. Mungkin dia akan mengunjungi kampusnya akhir pekan ini. Saat dia menghabiskan botol tuak pertamanya, pikiran itu sejenak menggoda. Tapi setelah botol ketiga, dia merasa lebih tenang dan memutuskan tidak akan ada yang dia kenal di sana lagi, dan itu tidak akan menyenangkan. Kota-kota universitas sangat cair, dan tempat yang dia ingat sudah lama hilang.
Dengan pemikiran ini, dia tenggelam lebih jauh ke kursinya dan tak lama kemudian, dia terbenam dengan acara televisi. Dengan lima botol tuak, kantuk dan tidur mengambil alih. Tidur selalu menjadi pengalaman yang menenangkan bagi Gumarang. Dia bukan penderita insomnia dan dia biasanya tidurnya tak gelisah. Namun malam ini sedikit berbeda.
Setelah dia tertidur selama sekitar satu setengah jam, dia mulai bergerak perlahan di kursinya. Pada pukul setengah dua belas malam, dia terbangun karena rasa sakit di tangan kirinya.
Apa yang salah denganku?
BERSAMBUNG