Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 23)

28 September 2022   12:30 Diperbarui: 28 September 2022   12:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Telepon berdering keesokan paginya saat aku sedang membuat kopi. Sebuah suara yang tidak bisa langsung dikenali berkata, "Han?"

"Betul," jawabku. "Siapa ini?"

"Sambadi. Aku yakin kamu meneleponku." Sambadi tak lagi berbicara 'Anda' dan 'saya'.

'Ya, aku menelepon tadi malam. Aku punya sesuatu."

"Apakah itu penting?"

"Kurasa begitu," jawabku.

Sambadi ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Bisakah kamu menemuiku di Skypool Kempinski jam setengah satu?"

"Aku akan ke sana," jawabku.

Kembali ke dapur, aku telah meminum setengah dari kopiku ketika bel pintu berbunyi. Begitu membukakan pintu, Ratna Dadali mengejutkanku dengan kehadirannya.

Oh, hai, aku pikir kamu bu Sulis. Aku meminta dia membersihkan isi kulkas. Ngopi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun