Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 23)

28 September 2022   10:30 Diperbarui: 28 September 2022   10:33 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Gumarang terus menyemangatiku sampai akhirnya Awang sadar dari koma dan secara ajaib pulih selama satu setengah tahun berikutnya. Aku disarankan oleh salah satu dokternya untuk mendapatkan dokter pengganti untuk klinik dan tetap menjalankannya. Aku melakukan itu sementara tagihan medis Awang semakin menggunung.

Waktu berlalu dan Awang akhirnya pulang. Masih setengah tahun lagi sebelum dia bisa mulai bekerja lagi. Sangat sedikit orang yang terlibat dalam perawatannya yang percaya bahwa dia akan berhasil sejauh itu.

Perubahan yang paling signifikan benar-benar tampaknya hanya tatapannya nanar sesekali, sifat lekas marah yang aneh dan tidak seperti biasanya, dan yang paling jelas, kebencian terhadap Gumarang yang hampir kebalikan dari perasaannya sebelumnya.

Saya tidak tahu apa yang dia bayangkan terjadi di antara kami ketika dia koma, tetapi aku mencoba meyakinkannya bahwa tidak ada yang terjadi. Dia kembali melakukan perjalanan panjangnya belum lama ini dan sekarang dia pergi lagi. Dan lebih buruk dari itu, hari ini aku merasakan sesuatu yang aneh akan terjadi padanya.

Aku sungguh khawatir setengah mati, tetapi sejujurnya, jika kami tidak segera berhenti bertengkar, aku merasa pernikahan takkan bertahan hingga akhir tahun. Akhir-akhir ini, kami berdebat tentang hal-hal yang paling bodoh. Hari ini adalah tukang koran. Kemarin itu adalah hal lain yang sama bodohnya. Sepertinya tidak akan pernah ada akhirnya.

Aku benar-benar benci berdebat dengannya, dan ini membuatku gila. Kurasa dia juga tidak ingin berdebat karena dia pergi keluar beberapa malam yang lalu dan kembali dalam keadaan mabuk, bahkan mengalami mimpi buruk saat bangun."

Kuntum berhenti dan kembali membersihkan hidungnya dari ingus yang meleleh.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun