Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

D.I.H: 15. Lukisan Horor dan Sapi Yatim Piatu

21 September 2022   15:32 Diperbarui: 21 September 2022   15:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku tahu dia bekerja di fakultas di Universitas itu, bertahun-tahun yang lalu. Jadi mungkin itu salah satu mahasiswinya? Benar-benar ada sesuatu tentang foto itu. Mungkin kita harus menggali apa yang sebenarnya terjadi.

Aku kira kita bisa... Seperti penyelidikan ke inti masalah, dan inti dari kekaguman...

Aku bergerak seperti sesuatu bergerak di kepalaku. Aku berpikir:

Ada perselingkuhan di sini. Aku bisa menciumnya dari foto-foto kekerasan yang tidak masuk akal. Aku bisa menciumnya di laci lemari yang kusut berkeringat. Aku bisa mendengarnya di sprei yang ditolak untuk diganti. Aku bisa merasakannya karena cara serampangan sebungkus kondom tergeletak di meja samping tempat tidur, gema tawa lepas di debu karpet, ditambah rasa asam manis mangga...

Di balkon kamar tidur yang menghadap ke luar rumah, tempat Sando tinggal bersama istrinya Devi, ada pemandangan perkebunan mangga yang sangat luas, lautan hijau bercahaya oranye kekuningan, merah oranye.

Dan kemudian seekor sapi yang menurut Sando milik oleh seorang pria bernama Modin yang tinggal bersama istrinya Padma yang  setelah Modin  pergi ke perkebunan mangga, menghabiskan sore hari bercinta dengan berbagai pria dan minum tuak sampai terik.

Jumat sore ketika Modin pingsan di bawah sinar matahari, meskipun dia tetap datang, sebelum pulang untuk menangkap basah istrinya bersama seorang pria yang menjual buku bekas Fredy P dan Arswendo Atmowiloto, dalam kemarahan, membunuh mereka berdua dan kemudian dirinya sendiri.

Meninggalkan sapi yatim piatu ini berkeliaran, kata Sando saat kami berjalan menuruni tangga dan keluar menuju perkebunan mangga.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun