Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meninggalkan Hong Kong

20 September 2022   16:00 Diperbarui: 20 September 2022   15:59 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku meninggalkan pantatku di Hong Kong. Aku tahu itu bukan begitu seharusnya lirik sebuah lagu, tapi itulah yang terjadi. Hembusan udara dingin yang tak terduga bertiup dari teluk menurunkan suhu jauh di bawah rata-rata untuk sepanjang tahun ini.

Aku tidak siap untuk ini, hanya mengenakan jaket tipis yang kubawa dari Manila. Cukup untuk menutupi pistolku. Pria yang kucari kutemukan pada Jumat malam di Delaney, pub Irlandia dengan masakan Cina. Semuanya mungkin jika kamu tahu di mana mencarinya.

Aku mengendarai mobil sewaanku ke Cyberport Rd. dan setelah beberapa kali berkeliling, menemukan tempat parkir di pinggir jalan satu blok jauhnya.

Aku memeriksa ulang ponselku untuk mencari fotonya, lalu menghapusnya. Tak akan mudah melewatkan pria seberat seratus tujuh puluh lima kilo yang tingginya kurang dari beratnya.

Dia berada di sudut dengan seorang Wanita yang jauh lebih muda. Mereka berdebat. Kecantikannya sungguh menakjubkan dan semakin bersinar saat emosinya membara. Dia itu mengangkat tangan seolah-olah hendak menampar si pria yang menangkap pergelangan tangannya dan memutarnya hingga si wanita meringis kesakitan.

Lalu pria itu melepaskannya, dan si Wanita melangkah mundur dan menuju ke arahku sambal menunduk, mungkin menangis. Saat dia lewat, kehangatan tubuhnya dan harum aroma parfumnya membakar setiap ujung saraf.

Aku pergi menuju ke pria dan berdiri menatapnya.

Dia segera tahu siapa aku.

"Ayo ke luar," kataku.

Dia mengangguk ke arah pintu dan berjalan terhuyung-huyung melewati kerumunan dengan pantat gemuknya berguling dari sisi ke sisi seperti gelombang laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun