Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dalam Kegelapan

20 September 2022   12:30 Diperbarui: 20 September 2022   12:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by pawel szvmanski on Unsplash  

Kita terpisah beribu-ribu kilometer, bukan?

Namun saat hujan turun mengetuk atap rumah di larut malam, aku terbangun. Aku ingat canda lembutmu, suara mojang sunda yang menghantamku seperti bisikan angin di leher. Aku ingat mata kekanak-kanakan yang menahanku jauh di malam untuk sementara waktu sampai kenyataan muncul membawa nestapa.

Aku memikirkan ibuku yang menatap langit-langit seolah dia mungkin menemukan jawabannya di sana. Aku memikirkan saudara perempuanku yang mengalami koma. Cantrik anggun dalam tidur yang tidak tersentuh, seperti boneka yang terlupakan di dalam lemari.

Hujan kini semakin deras dan badai mulai datang, berputar-putar, bergerak cepat seperti irama jantungku.

Pada akhirnya, aku hanya seorang gadis yang tersesat dalam kegelapan yang berpegang teguh pada harapan dan satu pernyataan cinta sampai diriku memudar menjadi mimpi indah tanpa warna yang mungkin ada atau mungkin tidak akan menjadi nyata.

Bandung, 20 September 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun