Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

D.I.H: 7. Kemegahan Teror Mimpi Buruk

13 September 2022   18:31 Diperbarui: 13 September 2022   20:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Malam itu ketika tidur, aku terus berpikir tentang mayatnya  yang muncul dari ingatan saat pemakaman. Seolah-olah aku telah melangkah keluar ke tubuh lain dan berdiri di samping tempat tidur lain. Aku menatap mayat ini dan kini dia terbangun dengan bunga mawar mekar dari perutnya, kesakitan.

Seketika rasanya wajar untuk menyatukan bunga-bunga itu, seakan-akan keterikatan antara kulit dan kerutan berkurang sebelum aku memulai percakapan Panjang dengannya yang terdiri dari film, hubungan, ukiran suku Asmat dan bahkan badut dengan riasan tebal.

Percakapan itu tampak sangat panjang dan nyata. Mungkin memang nyata, pikirku. Dan bahkan ketika aku bangun, aku masih mengingat dengan jernih seluruh episode dan realitas perjumpaan spiritualnya.

Dipicu oleh gemerisik daun mangga gincu Indramayu, suaranya yang serak dan berat, dan napasnya yang menghela nasib.

Drama yang ditulisnya di tengah malam membuatku membolak-balik halaman novel yang akan dia baca dan baca ulang. Kafka, Tolstoy, Jack Kerouac, Dostoevsky, dan juga aroma kolonye yang menempel di dinding.

BERSAMBUNG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun