Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 7)

12 September 2022   11:00 Diperbarui: 12 September 2022   11:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Kini semuanya tampak seperti mimpi besar yang naif. Untunglah rumah itu sudah menjadi warisan bersama dengan rumah duka, sehingga setidaknya mereka punya tempat tinggal yang layak.

Tetapi perjuangan sehari-hari untuk mempertahankan kedua properti sambil bertahan hidup, sementara mereka mencoba untuk mendapatkan penghasilan yang mengalir ke rekening memberikan tekanan yang luar biasa pada pernikahan mereka yang semakin memburuk.

"Sarapan dulu sebelum ke klinik?" dia bertanya sambil mengenakan kimononya, berjalan menuju pintu, dan mencoba menyingkirkan masalah keuangan yang terus membayangi benaknya.

"Mungkin sebaiknya begitu. Jika aku bisa menghilangkan sakit kepala ini, aku akan turun sebentar lagi."

Saat kakinya menyentuh lantai kayu batang kelapa tanpa berkarpet di lantai lorong, pikiran Kuntum terus-menerus memikirkan rumah duka di sebelah. Mereka perlu membongkar bangunan sialan itu untuk mengurangi beban kehidupan mereka.

Tampaknya tidak mungkin, atau setidaknya, tidak baginya.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun