'ku 'kan memberimu pohon meranti di halaman rumah masa kecilku-
berikut akar dan daun tetes air mata
'ku 'kan memberimu jangkrik mengerik
dan centang kendang panggilan kawin
untuk mengisi telingamu dengan nyanyi pagi
'ku 'kan memberimu mata beri merah
tiga berlian hitam, embun madu juga
dan ketika jatuh ke lubang maut
'ku 'kan memberimu bangkainya-
licin, gradasi hijau patah
sayap zamrud gemuk dilempar ke kakimu
'ku 'kan memberimu rumah dan tulang-belulang
gagang pintu kaca dari batu
lubang kunci kerangka
setiap serpihan papan kayu
setiap orang dan hantu
'ku 'kan memberimu botol dan stoples
serangga petir aroma bumi
dari jari dan telapak tanganku
dan bumi juga
tumpukan cacing yang menggeliat
maaf
'ku tak bisa memberikan semuanya
ada hal-hal tak bernama
tanpa asap atau bayangan
terkubur di tanah lembut belakang rumah
sesuatu
'ku tak dapat menemukannya di antara cacing
atau dalam stoples, di atas daun meranti
tapi tetap saja'ku bawa mereka
bisakah kamu mendengar semuanya?
di dalam dadaku?
rasa musim kemarau berdebu?
di kulitku saat kamu mencengkeram
itu milikmu
ambil
ambil yang berdenyut ini
senandung dari tulang rusukku
tolong
bebaskan 'ku dari beban ini
Bandung, 4 September 2022