Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Nelayan di Ujung Dunia

3 September 2022   16:00 Diperbarui: 3 September 2022   15:59 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki nelayan itu tersenyum perlahan dan menunjuk ke ruang gelap di luar ujung dunia di mana bulan abadi tergantung dan bintang-bintang tak terbatas berkelap-kelip kembali.

"Apa yang ada di sana?" jiwa yang kesepian itu bertanya.

Keheningan panjang mengikuti, tetapi akhirnya nelayan itu berbalik dan menatap jiwa yang kesepian. Sulit untuk mengatakan berapa usia lelaki itu, tetapi jelas bahwa dia tidak muda.

Mungkin dia bahkan lebih tua dari yang berani dibayangkan oleh jiwa kesepian?

Mungkin dia tidak memiliki usia sama sekali?

Mungkin waktu tidak ada di sini?

"Aku melakukan hal yang sama yang mereka semua lakukan. aku melakukan hal yang sama yang akan segera kamu lakukan."

Jiwa yang kesepian melangkah maju, debu purba berdesir di bawah kakinya dan mengulangi pertanyaanya, "Tapi apa yang kamu lakukan? Aku tidak mengerti."

Nelayan itu tersenyum lagi dan menyerahkan pancing kepada jiwa yang kesepian itu.

"Dunia ini bukan untukku, jadi aku mencari yang lain. Sama seperti yang mereka semua lakukan di dunia mereka juga. Kita semua mencari tempat di mana kita tidak berada."

Dan tiba-tiba jiwa yang kesepian melihatnya. Bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit malam bukanlah bintang, tetapi mercusuar yang tak terhitung jumlahnya di tepi dunia yang tak terhitung jumlahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun