Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menulis tentang Mantan

23 Agustus 2022   18:24 Diperbarui: 23 Agustus 2022   18:31 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku meminta kalian untuk menulis tentang mantan kalian. Lepaskan mereka. Move on. Rasakan kedamaian.

Tahun pertama aku tinggal di sini, Bandung, tidak sebaik yang kuharapkan. Duduk sendirian di apartemen studio, memandang ke luar jendela ke tembok gedung yang suram dan mengasihani diri sendiri. Aku sangat membutuhkan uang dan kepastian bahwa aku benar-benar ahli dalam menulis yang kubawa ke sana.

Untungnya, para dewi seni dan sastra mendengar permohonanku. Setelah berbulan-bulan merasa ditolak, aku menerima surel yang keren banget.

Hei, kami menyukai tulisan Anda, apakah Anda ingin berkontribusi di blog kami? Kami membayar!

Alam semesta kembali menyayangiku, mengembalikan kepercayaan diri yang sangat kubutuhkan (dan suntikan uang tunai) tepat ketika aku  memerlukannya. Penuh harapan, aku segera menjawab, meminta informasi lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya mereka cari. Tanggapan editor mengejutkanku.

Aku suka karyamu tentang mantanmu! balasnya. Apakah ada lagi yang lain?

Aku menggigil. Ini adalah sesuatu yang pernah kudengar sebelumnya. Entah bagaimana, selama beberapa tahun terakhir, aku merasa seperti menjadi Gadis yang Menulis Tentang Mantannya. Melihat surel terbaru ini, aku bertanya-tanya: Apakah ini merupakan jadi diri penulisku?

Ketika aku mengerjakan naskah untuk kumpulan esai pertamaku, aku menambang untuk materi. Menulis beberapa bagian tentang hubungan masa lalu yang menantang bagiku, serta tentang beberapa situasi yang sangat berkesan dan memalukan yang berumur pendek.

Saat kumpulan esaiku selesai, aku menyadari bahwa aku sebenarnya tidak ingin menghabiskan waktuku untuk menulis tentang orang-orang di masa lalu. Melihat apa yang telah kutulis, yang kulihat adalah sejumlah esai tentang cowok-cowok yang menyebalkan, dan meskipun mereka lucu atau terkadang tragis, aku tidak ingin mereka mencemari seluruh bukuku.

Aku ingin tulisanku fokus pada ide dan pengalaman lain dalam hidupku, topik yang ingin kugali lebih dalam, atau apa yang akan ada di pikiranku jika kamu meneleponku pada pukul satu pagi. Perjuangan, kesepian, jazz instrumental tengah malam, salad sayur dan buah yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun