Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 55: Maryam

21 Agustus 2022   10:35 Diperbarui: 21 Agustus 2022   10:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak, Maryam seperti bunga mawar. Dia cantik dan berbau dosa, tetapi durinya tajam menggores luka dalam.

Sama seperti mawar, kamu dapat memandangnya, tetapi tidak dapat menyentuh. Dia akan menyengatmu.

Rambut merahnya terpancar di bawah sinar matahari. Tubuhnya yang sempurna terbalut busana kaftan biasa, dan sensualitasnya mengurungku ketika aku melihatnya.

Dia menguasai seluruh ruangan dengan aroma manis telon. Dia menyebabkan sesak napas. Fantasi menyelimutiku. Dia adalah makhluk yang luar biasa.

Aku belum tahu apakah dia datang Tuhan atau Iblis. Aku melihat dia berdoa dengan khusyuk, tetapi tasbih yang dililitkan di pergelangan tangannya yang halus tidak berguna untuk menangkal kejahatan. Bagiku, dia seperti tanah yang dijanjikan untuk direbut, orang yang menunggu untuk dikuasai, dan seorang budak yang mengharapkan  tuannya.

Ya, wajah polos itu tidak akan membodohiku. Tidak diragukan lagi akan menjadi akhir dariku.

Seorang pelayan belaka, katamu? Tidak, seorang pelayan tidak akan memiliki mata nyala api yang teduh. Seorang pelayan tidak bisa memiliki gairah dan intensitas seperti yang dilakukan Maryam. Pria berlutut padanya menyerah takzim di bawah kecantikannya. Tidak ada pelayan biasa yang mampu seperti itu.

Aku punya teori.

Dia adalah makhluk, bukan wanita. Seorang peri, mungkin? Atau, mungkin malaikat? Mungkin reinkarnasi dewi Yunani? Mungkin, dia hanya iblis yang berpakaian biasa untuk menaklukkanku?

Aku tidak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun