Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 54: Buku Notes Kecil

14 Agustus 2022   07:20 Diperbarui: 14 Agustus 2022   07:29 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunyi kendang dipukul berirama
membetotnya ke jendela kamar tidur
menatap sekilas rambutnya, bayang-bayang pasir gurun
dan bunyi kendang terdiam, sekali lagi
...

Jamal membolak-balik halaman-halaman lainnya, setiap halamannya putih penuh harap.

Kemudian dia kembali ke lorong kecil dan terus memperhatikan tiga titik di bawahnya. Siapa pun penulis misterius ini, dia ingin Jamal melanjutkan bagian berikutnya. Namun, jika buku itu benar-benar milik perpustakaan, pekerjaannya bisa dipertaruhkan jika dia memutuskan untuk melakukannya.

Dia berdiri mematung selama beberapa menit, terbelah di antara dua pilihan, lalu mengeluarkan penanya dan menulis empat baris berikutnya.

Dia merasakan tatapan mata seseorang tertuju padanya
Saat dia melintas di bawah lengkung gerbang pualam
Dan tahu untuk tujuan apa dia datang
Bukan, bukan itu yang terpenting

Jamal menutup buku notes kecil itu dan dengan hati-hati meletakkannya kembali di rak, dan benda itu menyatu sempurna dengan buku-buku lainnya, seolah-olah sudah seharusnya berada di sana. Penulis misterius itu pasti tahu mata tajam Jamal untuk memercayainya dengan penemuan seperti itu.

Dia melanjutkan pekerjaannya selama sisa hari itu, tetapi saat dia berjalan menyusuri lorong-lorong perpustakaan, pikirannya tetap di bagian Romantis, lorong Ik --- Im.

***

Keesokan harinya dia datang lebih awal dan segera mencari buku catatan itu, menemukannya di tempat yang tepat di mana dia meninggalkannya. Membukanya dan mengungkapkan bait baru.

Pipi si gadis merona jambu
Mata hijaunya berkilauan
Dia akan mencari lelaki itu
Dan tahu bahwa semestinya begitu

Setelah membacanya dengan napas memburu, Jamal menambahkan bagian berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun