Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lengan

9 Agustus 2022   21:00 Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:17 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/Mannequin Madness

Joko memutuskan bahwa dia harus makan di luar untuk sarapan, karena dia tidak yakin memasak dengan kaki adalah ide yang bagus. Dia mengambil dompetnya dengan giginya dan menuju ke warung tegal.

Semua orang menatap ketika dia masuk. Dia pergi ke konter dan memesan sepiring nasi telur dadar dan orak-arik tempe sebelum duduk.

"Apa yang terjadi?" Pemilik warteg, Lula, meletakkan piring makanannya di depannya.

"Salah menempatkan lenganku," Joko menjelaskan. Dia menempelkan wajahnya ke piring dan mencoba makan.

"Aku melihat ada orang menjual sepasang lengan di tikungan," kata Lula. "Mungkin kamu harus bicara dengan dia."

Setelah Joko selesai makan dan Lula menyeka sisa telur dari wajahnya, dia pergi mencari orang yang menjual lengan. Seorang pria yang tampak beruban dengan rambut asin dan mata licik di depan meja yang ditutupi kain hitam, penuh dengan lengan tanpa tubuh, tetapi sangat sehat.

"Permisi," kata Joko, menuju ke meja. "Aku rasa kamu telah mengambil lenganku."

Pria itu tampak tercengang. Dia mengoceh. "Kamu---kurasa aku---tidak bisa---"

"Tapi itu lenganku," kata Joko, menunjuk dengan dagunya ke sepasang tangan pucat yang berada di ujung meja. "Dengar, aku tahu sekarang ekonomi sedang susah, tetapi bisakah kamu mengembalikannya? Aku tidak akan melaporkanmu pada polisi, aku hanya ingin lenganku kembali. Aku membutuhkannya"

Wajah si penjual pucat pasi. "Baiklah. Aku tidak ingin ada masalah, oke?" Dia memasangkan lengan Joko ke bahunya. Sedikit mati rasa pada awalnya, tetapi akhirnya kembali seperti setelah Joko melakukan sedikit gerakan pemanasan.

"Terima kasih," kata Joko kepada penjual itu. Dia berbalik dan menuju rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun