Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daging, Tulang, Darah, dan Otot

8 Agustus 2022   18:36 Diperbarui: 8 Agustus 2022   18:50 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara darah dan tulang, di celah antara usus dan otot, nanobot mulai bekerja, memahat dan me-rekaulang. Tidak ada waktu luang. Tidak mungkin secara lambat atau lembut,sehingga proses yang berlangsung sangat brutal.

Spektum kaleidoskop rasa sakit membanjiri dirinya, kesengsaraan berlapis di atas rasa sakit yang tumpul diikuti oleh denyutan yang dalam. Gelombang nyeri saling berkejaran satu sama lain melintasi kesadaran dan tubuhnya, ketika massa organik didistribusikan kembali untuk menyesuaikan dengan keinginannya. Namun, rasa sakit itu adalah teman lama.

Akhirnya, setelah detik-detik penderitaan yang luar biasa, rasa sakit itu surut. Lenyap bersama desahan yang tenggelam dalam keheningan. Penampilannya berubah total.

Tidak ada lagi pemuda atletis berambut gelap dengan tubuh hitam dengan baju ketat hitam yang tak memantulkan cahaya. Sebagai gantinya, seorang wanita yang jauh lebih pendek dan gemuk. 

Seorang warga senior dengan punggung agak bungkuk memakai rok pudar dan atasan yang agak sempit. Secara naluriah dia meraba chip data yang dicurinya, hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa chip itu selamat dari transisi tanpa satu atom pun. Untuk itulah dia sampai mengubah dirinya

Keterkejutannya ketika dua petugas berseragam dan drone pelacak ramping berwarna biru mendadak meluncur di tikungan tidak perlu dibuat-buat. Mereka hampir saja menabraknya.

"Apakah Anda melihat pria ini?" tanya penjaga [ertama, tanpa basa-basi atau permintaan maaf. Drone itu menampilkan gambar yang sangat jelas dari siapa dia hanya beberapa detik sebelumnya.

Untuk sesaat, dia tergoda untuk menunjukkan arah yang salah, tetapi itu mungkin akan menyebabkan atensi yang tidak perlu, jika mereka menyadari telah dipermainkan dan menelusuri kembali langkah mereka. Maka dia menjawab dengan, "Tidak."

Suaranya terdengar serak dan kering, bernada lebih tinggi dari yang dia maksud.

"Dia pasti langsung pergi," kata penjaga kedua. "Ayo, atau kita akan kehilangan dia!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun