Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Ketik

1 Agustus 2022   21:14 Diperbarui: 1 Agustus 2022   21:21 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Caleb Wright on Unsplash

"Terima kasih."

Sarkawi dan aku duduk di sofa tua di sebelah tempat sampah dengan kopi kami.

"Ya ampun, hidup enggak adil," kata Sarkawi. "Hanya gara-gara typo dan seluruh hidup kita hancur. Gara-gara random error. Mengapa hal-hal buruk terjadi pada orang baik?"

Seorang kakek-kakek petugas kebersihan tua tertatih-tatih menuju tempat sampah. Dia meletakkan tongkatnya di lantai sebelum mengangkat kantong sampah yang penuh dan melemparkannya ke atas bahunya seperti kuli panggul Pasar Induk.

"Kalian ditolak di Universitas Nusantara?" dia bertanya.

"Ya."

"Aku juga, di zamanku."

"Bagaimana bisa? Salah ketik?"

"Bukan," katanya. "Aku keturunan peranakan."

"Oh."

Dia membungkuk untuk mengambil tongkatnya dan terpincang-pincang pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun