Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehilangan & Dunianya (2 Fiksi-100-Kata)

6 April 2022   18:00 Diperbarui: 6 April 2022   18:00 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karawangpost.pikiran-rakyat.com

Kehilangan

"Besok," gumamnya, menatap pepohonan palem dari jendela yang berkabut karena hujan. "Aku akan pergi besok, meninggalkan tempat ini, ketika matahari terbit. Pasti. Aku pergi, besok."

Ketika mereka pertama kali pindah ke kota tepi laut itu, kota itu begitu hidup, cerah, dan jernih.

Hingga kemudian kecelakaan itu terjadi.

Tangannya mengelus perutnya, tempat harapan pernah tumbuh sebelum pupus layu. Dia masih bisa merasakan kehampaan yang teramat menyakitkan, saat harapannya diambil darinya, bersama dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu.

Saat dia menatap sepatu mungil di lemari dengan nama ‘Amalia’ terukir, banjir air mata terus berlanjut, sementara matahari mulai bersinar cerah di luar sana.

Bandung, 6 April 2022

stuff.co.nz
stuff.co.nz
Dunianya

Setiap Sabtu malam, Mega dan putrinya Puan biasa menghabiskan waktu berjam-jam di jalan buntu depan rumah mereka.  Putrinya di atas sepeda roda tiga merah jambunya, dan Mega berjalan di sampingnya.

Puan melambaikan tangan sambil berseru ‘halo!’ ke setiap rumah, tidak peduli ada atau tidak ada orang di dalam.

"Tidak ada siapa-siapa di sana, Sayang."

“Mungkin ada, Ma. Mereka mungkin hanya mematikan lampu.”

Gadis kecil itu tidak pernah tahu dunia di luar kompleks.

Luhut, tetangga mereka, dengan kebiasaan minumnya memastikan itu.

Roda kecil itu masih berputar saat Mega memeluk tubuh Puan yang tak bergerak.

Sejak saat itu, rumah Mega selalu gelap.

Bandung, 6 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun