"Maksudmu Erau?" tanya Saras.
Wajah Detektif Sanjo pucat pasi. "Naga?"
"Ya," kata Arterio. "Dia. Dia hampir melewati tempat ini ketika berbalik ke arahku, dan kemudian meledakkan semburan api besar tepat ke atap! Seluruh bangunan ini hangus dalam hitungan detik. Aku mencoba untuk menyelamatkan lukisan-lukisan yang paling mahal, tapi tidak bisa membawa mereka dan menarik pintu pada saat bersamaan. Aku harus meninggalkan mereka untuk menyelamatkan diri, dan sekarang seluruh koleksiku lenyap."
Dia menunjuk dengan marah ke jendela-jendela yang dipenuhi asap dan jalan di luarnya. "Aku ingin kau segera menangkapnya!"
Sanjo senyum bareng Saras sebelum menjawab Arterio. "Aku rasa itu tidak perlu, Tuan Arterio Dahlo."
"Kenapa tidak?"
"Karena," kata Saras  dengan tangan terlipat di bawah dada, "Anda jelas berbohong."
Saras melanjutkan, "Anda bilang Anda tidak bisa menyelamatkan lukisan karena harus membuka pintunya."Â
Dia berjalan ke pintu depan toko dan mendorongnya terbuka. "Tapi pintu Anda terbuka ke luar, seperti yang saya dan Detektif lihat saat kami masuk. Karena Anda harus mendorong pintu saat pergi, Anda bisa saja mundur, tangan Anda bebas untuk memegang beberapa barang berharga Anda."
Sanjo tersenyum. "Kamu mungkin mengira kamu bisa menipuku untuk mencurigai Erau, karena aku tidak terbiasa dengan makhluk-makhluk astral di kota ini, tapi kamu salah orang. Pihak asuransi akan tertarik mendengar tentang percobaan penipuan ini. Oh, ngomong-ngomong, kamu ditangkap karena tindak pidana melakukan pembakaran."
Bandung, 29 Januari 2022