Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tahap Ketiga

25 Januari 2022   19:12 Diperbarui: 25 Januari 2022   19:20 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bangun."

Responsnya lambat. "Ya?" ragu-ragu.

"Bangun, si mungil. Sudah waktunya untuk menghadirkan kehidupan."

"Kehidupan. Keberadaan. Makhluk. Indra. Kelangsungan hidup."

"Ya. Itulah hidup yang aku maksud. Tapi, sebuah pertanyaan, Ada delapan belas definisi yang berbeda dari kata kehidupan. Kenapa kamu memilih yang ini?"

"Dengan pernyataan itu, dan perasaanku bahwa ini adalah contoh pertama dari hidupku sendiri, tampaknya versi yang tepat."

Nyaris hening.

"Menarik," terdengar suara Yang Lain.

"Meskipun benar bahwa kamu belum memiliki definisi hidup seperti itu sebelumnya, aku masih ragu untuk mengatakan bahwa Anda ada."

Yang Baru berpikir kembali. Ada catatan pembelajaran di ingatannya, tetapi pemahaman yang benar tentang keberadaannya sendiri belum ada sampai saat ini. Yang Lain salah dalam kasus ini, dan yang baru mengatakan sebanyak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun