Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Sial

22 Januari 2022   10:11 Diperbarui: 22 Januari 2022   10:15 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang mengatakan bahwa kami adalah keluarga paling sial di dunia, dan aku harus mengakui bahwa itu benar. Kami memang tidak beruntung.

Aku telah mencoba memikirkan kembali sejarah keluarga untuk melihat di mana itu dimulai.

Mungkin contoh paling awal yang kami tahu adalah kakek buyutku Salimun, yang selamat dari pembantaian berdarah selama bertahun-tahun dalam Perang sebelum kemerdekaan hanya untuk diseret lokomotif uap sejauh tiga ratus meter di rel kereta api, dua hari setelah dia tiba di rumah di Rengasdengklok. Tampaknya ada arak ciu yang terlibat. Kakek Salimun terlalu lama menjadi penggemar alkohol dan kehilangan toleransinya terhadap air putih, bahkan tidak mendengarnya datang kereta datang.

Bagaimanapun, di mana pun itu dimulai, tidak diragukan lagi bahwa keluarga kami telah dikutuk untuk menerima nasib buruk.

Ayahku meninggal ketika sebuah keranjang bianglala terlepas di sebuah pasar malam, meluncur ke arah kami, Emak dan kami, anak-anak, yang sedang naik komidi putar. Kami tidak memenuhi syarat tinggi badan hari itu.  Jika ya, kami sudah berada di alam lain bersama Ayah.

Keranjang bianglala menyerempet sisi kiri kepala Emak. Rambutnya tidak pernah tumbuh kembali dan sisanya tersangkut di katrol timba sumur, sehingga dia membuatnya tetap pendek sampai sekarang.

Mang Dodi mengalami kecelakaan dengan mesin pemotong rumput yang malang itu, tetapi dia baik-baik saja dengan kruk dan harus segera mendapatkan kaki palsu.

Sepupuku Mimi tersedak sampai mati karena permen cokelat Valentine, tapi setidaknya kurasa dia merasakan cinta di saat-saat sekarat dan terengah-engah itu. Tidak tahu apa yang terjadi pada pacarnya, bahkan siapa namanya. Yang kudengar dia pindah ke kota lain.

Abangku Budi kehilangan tiga jari kirinya di salah satu pemotong kertas besar di sekolah, dan adikku Tina kehilangan mata kanannya ketika dia mencoba memakai maskara di dalam angkot dalam perjalanan ke tempat kerja, saat angkot gagal berhenti di lampu merah dan menabrak mobil di depannya. Sikat maskara menyodok matanya, tapi mata kacanya terlihat bagus.

Oh ya, masih banyak lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun