Ini adalah upacara pernikahan kelima Prince. Semuanya berlangsung dalam tiga bulan terakhir. Semuanya dengan mempelai wanita yang sama, Yasmine de la Murashu. Ya, Murashu yang itu. Menikah dengan keluarga saudagar tajir melintir adalah langkah cerdas bagi Prince Charmion, bosku. Apalagi Yasmine memang cantik, baik hati, peramah, tidak sombong, dan suka membaca buku. Mereka berdua adalah pasangan serasi yang diidolakan semua orang.
Tentu saja jika mereka bisa menyelesaikan upacara bodoh ini tanpa Yasmine menghilang lagi.
Mereka berada di bagian itu sekarang, bagian yang merepotkan.
Keduanya berpegangan tangan, pita brokat melilit pergelangan tangan mereka sebagai simbol ikatan cinta. Pendeta telah membacakan petuahnya, menebarkan asap semerbak harum setanggi yang memabukkan ke udara, mengeluarkan cincin.
Dan sekarang saatnya Yasmine mengucapkan janji pernikahan. Dia memiliki suara yang begitu indah. Dia telah belajar untuk menyanyikan opera sejak kecil, memainkan peran utama dalam Dafne untuk Yang Mulia sendiri ketika baru berusia empat belas tahun, menerbangkan atap teater dengan sorak sorai yang membahana..
"...melalui kasih karunia dan kebencian," katanya, sumpah perkawinan yang tradisional, "melalui badai dan keheningan, aku bersumpah untuk menahan diri demi kamu dan nama keluargamu."
Dan dia menghilang begitu saja.
Charmion berdiri di samping udara kosong, pita brokat tergantung layu di pergelangan tangannya. Hanya suara 'puf' yang menandakan kepergiannya.
Gaung gumam kerumunan menyakitkan telinga. Basilika bahkan tidak sampai terisi seperempatnya. Para tamu undangan banyak yang tak datang karena kehilangan minat mereka setelah beberapa kegagalan terdahulu. Yang hadir kali ini adalah mereka yang hidupnya sangat bergantung pada Charmion atau Murashu.
"Berengsek!" amuk Prince meledak. Dia berbalik dan menemukan aku sedang berdiri di belakangnya. "Sting..."