Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Agen Rahasia

6 Januari 2022   09:08 Diperbarui: 6 Januari 2022   09:13 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pintu bar, Syauki menarik napas dalam-dalam dan menegakkan kerah mantelnya. Dia merasakan kepercayaan dirinya melonjak, membusungkan dadanya lalu melangkah  lebar dengan jumawa.

Tempat itu penuh sesak, seperti yang normal terjadi pada malam Minggu.

Berhenti tepat di selangkah dari pintu dan mengamati kerumunan. Sekelompok wanita menarik menarik perhatiannya. Berdiri di ujung bar dengan minuman di tangan mereka.

Beberapa dari mereka melirik ke arahnya dan dia melawan tatapan mereka tanpa berkedip sampai mereka menoleh kembali ke teman-teman mereka.

Syauki membuang  muka perlahan. dia tahu bahwa mereka akan membicarakannya, bahwa teman-teman mereka akan memperhatikannya.

Dia mungkin akan bergabung dengan mereka nanti, membelikan minuman, menerbar pesona, tetapi itu tergantung keadaan. Dia tidak [ernah mengharapkan masalah, tetapi siapa yang tahu?

Segalanya bisa berubah menjadi buruk dalam sekejap. Dia tidak boleh lengah sedetik pun.

Masuk lebih dalam, memantau kerumunan lainnya dengan hati-hati. Dia melihat beberapa lelaki di sana-sini, tidak ada yang dia kenali. Kebanyakan dari mereka bahkan tidak memandangnya, tetapi beberapa melihatnya.

Dia menatap mata mereka sebentar lalu mengalihkan pandangan. Dia telah menemukan bahwa yang terbaik adalah menatap orang-orang semacam ini sekilas. Jika dia memberi mereka sedikit sikap menantang, maka mereka merasa harus membuktikan sesuatu, dan Syauki tidak berminat untuk berkonfrontasi.

Bukannya dia tidak bisa menanganinya, tetapi dia hanya ingin bersantai malam ini, melepaskan diri dari tekanan misi. Rencananya adalah untuk bersembunyi, tetap di bawah radar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun