Aku hampir tidak bisa bernapas karena mencintainya. Sebenarnya, aku tidak peduli dengan revolusi. Sulit membayangkan masa depan, membayangkan apa pun selain malam ini. Kanvas langit malam berlukiskan bulan purnama sehabis gerhana, tangannya entah kenapa menggenggam tanganku. Tapi aku akan membuat seribu poster propaganda jika itu yang dia inginkan.
"Sesuatu yang khusus, atau sesuatu yang umum seperti REVOLUSI ATAU MATI?"
Dia akhirnya mengalihkan pandangannya dari bintang-bintang, menatapku.
"Apakah kamu pernah khawatir dunia akan kiamat sebelum kita menjalani seluruh hidup kita? Atau akan ada, seperti, terjadi revolusi yang sebenarnya dan menjadi akhir yang mengerikan?"
"Kadang-kadang," kataku. "Bagaimana jika itu terjadi, dan aku tidak bisa melihatmu lagi?"
"Itu akan sangat menyebalkan."
Dan kemudian dia menutup jarak di antara kami. Dua inti atom menyatu erat.
Saat dia menciumku, rasanya seperti perjalanan menuju luar angkasa. Rasanya seperti menyelamatkan planet bumi. Rasanya seperti melangsungkan revolusi.
Bandung, 21 November 2021