Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jubah Hitam Seorang Janda (Menulis Novel Bareng)

10 November 2021   08:59 Diperbarui: 10 November 2021   10:21 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu pria yang lebih kekar dengan dagu persegi sedang berbicara dengannya. Rahangnya mengeras dan alisnya saling bertabrakan saat dia menusukkan jari telunjuknya ke dada suaminya berkali-kali.

Hafiz berdiri dengan lengan terentang. Matanya terpejam, kepalanya menunduk sambil mengigit bibir bawahnya. Tepat ketika pria itu berhenti berbicara, dia berusaha pergi. Mendadak pria yang lain mencekiknya dari belakang dengan lengan melingkari leher Hafiz. Yang pertama ikut bergabung dan bersama-sama mereka menekan Hafiz agar berlutut.

Saat melakukan itu, mereka tertawa....

Hafiz telungkup di lantai, berbaring menghadap ke bawah dan tangannya diborgol di belakangnya. Dia sepertinya mengatakan sesuatu, Maryam bisa melihat ketakutan di matanya, tetapi kedua pria itu menertawakan....

Pria yang sama meletakkan kakinya di punggung Hafiz, menekannya kuat-kuat ke lantai. Sebatang rokok berasap menggantung di sudut bibirnya yang pecah-pecah. Lalu dia membungkuk ke wajah Hafiz yang meringis kesakitan, dan mengembuskan asap dari lubang hidungnya yang melebar ke wajah Hafiz. Kemudian dia menyeringai, memperlihatkan giginya yang hitam karena nikotin.

Hafiz memejamkan mata dan mulai tersentak. Berkali-kali. Matanya mendadak terbuka menunjukkan kengerian yang sangat. 

Kedua pria itu  mencoba berbicara dengan Hafiz.  

Pada saat yang sama, kamera memperbesar wajah suaminya, membuat video lebih buram. Dia tidak lagi menyentak. Tampak lemas dan matanya melebar terbuka, tidak berkedip dan mulutnya menganga. Pria yang merokok mencabut benda berasap itu dari bibirnya dan bertukar pandang dengan yang lain. Pria yang kedua meletakkan telapak tangannya ke hidung Hafiz.

Maryam bisa membaca gerakan bibirnya saat dia berkata, "Mati."

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun