Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seperti Elektron

21 Oktober 2021   20:29 Diperbarui: 21 Oktober 2021   22:37 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar | Sumber: Youtube.com/WC Daily

Karena kertas tisu belum diletakkan di meja, dia menggunakan tangannya untuk menghapus cairan kuah dari wajahnya. Dia meraih bola di panci sambil mengomel, "Dasar bajingan kecil tidak punya eti-"

Alih-alih bola, kepala seorang remaja balas menatapnya dengan tatapan yang sama terkejutnya dengan dia. Pipinya berkedut, matanya yang ketakutan kehilangan fokus dan hanya terlihat putihnya saja. Lengkingan suara jeritan Elly bisa terdengar mengalahkan marching band yang melintas.

Saat kuah soto dalam panci kejatuhan kepala, lima belas kepala lainnya jatuh ke bumi. Salah satunya memantul dari drum anggota marching band. Satu di mulut tuba. Satu lagi tepat masuk ke dalam ring basket menambah angka dua poin untuk tim tandang. Satunya menancap di tiang mikrofon podium. 

Ada juga yang mendarat di sarang burung menghancurkan telur hingga berantakan menyebarkan bau anyir. Satu hancur seperti semangka jatuh dari atas truk di trotoar. 

Salah satunya menembus kaca depan mobil katering milik Farida. Satu mendarat di gerobak es puter. Satunya mendarat di kereta bayi. Salah satunya merobohkan beberapa balita yang sedang bermain ular-ularan saat menabrak mereka. 

Yang mendarat di air mancur membuat percikan, membuat basah kuyup tiga pasang remaja yang berswafoto. Salah satunya mencoba menjadi bagian dari kerak telor. Satu terlempar dari kepala Farida sendiri, membuatnya jatuh pingsan. 

Satu mendarat di rerumputan, tetapi anjing polisi mencengkeram rambutnya dan membawanya kabur. Salah satunya mendarat di patung kertas presiden dalam mobil hias yang bersiap-siap mengikuti pawai arak-arakan sore nanti.

Kebingungan berlangsung selama lima setengah detik sebelum kengerian dari yang baru saja terjadi meledak. Kemudian terdengar teriakan, suara orang muntah, dan tubuh-tubuh pingsan.

***

Depok, Jawa Barat. Laboratorium BRIN. Sekitar empat kilometer dari alun-alun kota. 16 Agustus 2045 13:00. Presentasi penemuan terbaru.

"Baiklah, semuanya. Pada hitungan ketiga, lihat melalui portal dan tatap masa depan. Seperti elektron, Anda sekalian benar-benar akan berada di dua tempat sekaligus," perintah Prof. Dr. Mega Soe saat para investor berbaris di depan pintu bercahaya. Mereka mengobrol satu sama lain dengan gembira. Investasi mereka akan terbayar kini. "Satu. Dua..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun