Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulbul

14 September 2021   19:09 Diperbarui: 14 September 2021   19:20 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku akan membalas dendam. Aku akan menunggumu menangis. Maskara hitam mengalir di wajahmu menjejak seperti tinta, hanya menyisakan surat cintaku di pipimu. 

Kunci membuka kantung benih di dalam perutku. Menumbuhkan anggota badan di tengah tulang, otot, ligamen, dan persendian. Menonjol di antara tulang rusuk dan tulang belakang, merayap di dalam tenggorokanku. Cabang-cabang menebal dan menua dengan setiap tarikan napas paru-paruku tertusuk akar yang menggali.

Aku diam tak berteriak.

Aku menunggumu untuk bicara atau teriak, tetapi kamu tidak mengatakan apa-apa. Pohonmu adalah racun, meledak di mulutku, mengupas dagingku dengan sulurnya yang lebar dan cabangnya yang terentang. Tidak ada yang tersisa dariku selain pohon dedalu dan rumah kosong kesepian.

Baru setelah itu kamu tersenyum.

Bandung, 14 September 2021

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun