Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 20: Pizza untuk Berdua

29 Agustus 2021   09:43 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:49 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiruk-pikuk yang memekakkan telinga terdengar dari dapur saat panci dan wajan yang tak terbilang banyaknya jatuh ke lantai. Dria menutup telinganya sampai suara kelontangan mereda. Nada tinggi, "Oemji!" mencicit dari bibirnya.

Dria mengumpulkan peralatannya yang jatuh dan mulai lagi dari awal. Mengisi mangkuk pencampur, dia mulai mengocok. Oven berbunyi. Memilih lagu dari folder musik, rock opera mengalir lebih keras dari speaker eksternal, mengubah dapur kafe menjadi panggung stadium.

Dria berputar, memotong sayuran, lalu memasukkannya ke dalam kaldu sup. Rambutnya minggu ini dicat hijau kelabu.

"Phantom of the Opera?"

Dria memekik. Tomat di tangannya lebur menjadi bubur. Tatapannya mengarah ke arah pintu.

"Anton! Ngapain lu di sini?"

"Dompetku ketinggalan," katanya.

Anton masuk, cowok tinggi besar dengan lingkar lengan dua kali dari miliknya dan dua kepala lebih tinggi.

Anton membuka loker staf dan mengeluarkan dompetnya yang ketinggalan dari apron kokinya.

"Kupikir kau sudah pulang," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun