Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 20: Pizza untuk Berdua

29 Agustus 2021   09:43 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:49 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tadinya, tapi Mama menelepon," jawab Dria.

"Acara makan siang besok?"

"Kok lu bisa tahu?"

"Kamu kan sudah bilang berkali-kali dalam seminggu," kata Anton.

"Oh, bener juga." Dria melanjutkan mengaduk. "Ternyata Mama baru keluar dari rumah sakit kemarin, patah tangan. jadi nggak bisa masak. Semua kakak gue datang dari luar kota dengan laki mereka. Kakek-nenek, dua tante, tiga om, enam sepupu dan pasangan. Belum lagi keponakan-keponakan. Jadi, gue bukan cuma bikin dessert, tapi semuanya ... untuk lebih dari empat puluh orang."

"Ya, apa perlu---" Anton bicara.

Air di atas kompor mulai menggelegak.

"Oemji!" teriak Andria. Dia mendorong Anton yang menghalangi jalannya, menurunkan panci dari kompor, tangannya menyentuh panci yang panas dan kata-kata yang tak pantas dituliskan di sini muncrat dari bibirnya. Anton membungkus tangannya dengan serbet basah.

"Tidak bisakah tamu lain membantu?" sarannya..

"Tamu dari luar kota," ulang Dria. "Membawa minuman dan camilan menawarkan juga yang lain, tapi Mama bilang dia bisa makan sendiri. Dan gue koki dalam keluarga, jadi tentu saja Mama nelepon gue. Gue udah minta izin Katrin untuk pakai dapur kafe karena dapur di rumah kecil. Gue udah janji semua beres sebelum kita buka jam enam. Gue harus pergi saat itu juga. Perjalanan panjang."

"Kenapa kamu tidak ... pergi ke rumah mamamu saja dan masak di sana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun