Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 19: Tuhan, Aku Merasa Dibuai Gelombang!

22 Agustus 2021   09:26 Diperbarui: 22 Agustus 2021   19:16 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
londonpianoinstitute.co.uk

Pengamen itu duduk di sana dalam dunianya sendiri, dan seolah-olah musik itu mengalir melalui dirinya. Dan tidak lama kemudian musik yang mengalir dengan mudah itu mulai menggerakkan Isye juga. Dia memutar kepalanya ke samping dan melihat, bukan ke drifter, tapi ke piano (seperti kubilang, kedai kopiku juga untuk wisatawan).

Isye bangkit dan berjalan ke piano seperti itu adalah satu-satunya hal yang wajar untuk dilakukannya.

Dia tidak mabuk atau kesurupan. Tapi, sepertinya itu satu-satunya hal di dunia yang diharapkan siapa pun darinya.

Pertama, dia hanya memainkan satu nada dan membiarkannya berdengung lama. Dan itu sangat cocok karena lagu si pengamen menari naik turun di atas satu nada itu. Dan saat nada mulai bergeser sedikit, Isye memainkan nada yang berbeda, dan hal yang sama terjadi lagi. Pada waktunya, dia harus memainkan nadanya lebih dekat dan lebih dekat, dan segera itu menjadi duet.

Padahal lagu yang dimainkan bukanlah lagu yang pernah kudengar, dan aku yakin Isye juga tidak.

Kamu tahu? Mereka memainkan satu lagu itu tanpa melihat satu sama lain selama empat puluh menit. Tetapi ketika mereka selesai, mereka saling memandang (sama seperti mereka saling memandang sekarang) seperti dua pengamen yang tidak takut lagi karena mereka saling memiliki. Membuatku merinding untuk mengingatnya.

Tuhan, aku merasa dibuai oleh gelombang!

Bandung, 22 Agustus 2021

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun