Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ki Hujan

29 Juli 2021   21:55 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:40 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim kemarau tahun lalu terlalu samar untuk kuingat, tetapi aku ingat kegembiraan yang kurasakan di musim hujan ketika pohon ki hujan mengeluarkan tunas dan daun hijau barunya yang lembut.

Dadaku dipenuhi optimisme yang memabukkan.

Memanjat ke dahan tertinggi dan melihat ke lapangan hijau di bawah, aku mendengarkan deru sungai di kejauhan, segera meluap begitu musim berganti.

Segala sesuatu mungkin terjadi di bulan-bulan mendatang, dan rasanya aku bisa menaklukkan tantangan apa pun yang ada di depan. Tapi tentu saja tidak semudah itu. Selalu ada hambatan,  tantangan, dan kemunduran yang tidak bisa kuprediksi. Harapan musim hujna memudar menjadi kenyataan musim kemarau dan kerja keras yang menjadi rutinitas harian.

Merenung di pucuk pohon ki hujan, sadar bahwa telah banyak hal yang kucapai, bahwa banyak hal untuk dibanggakan, tetapi juga penyesalan.

Tidak ada cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya.

***

Satu tahun berlalu dan pohon ki hujan tua mulai kehilangan daunnya.

Hari ini aku takkan memanjat, sebaliknya duduk di tanah dan berbagi rasa dengannya.  Menghormatinya.

Memilah-milah emosi yang campur aduk, puas dengan semua yang telah kulakukan dalam beberapa bulan yang kutargetkan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Hanya sedikit sesal karena beberapa peluang tertutup.

Segera badai akan datang, dan cabang-cabang pohon ki hujan akan merana ditinggal daun yang meranggas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun