Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pria Itu

12 Juli 2021   19:49 Diperbarui: 22 Juli 2021   22:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria membawa bunga. Sumber: storyblocks.com

"Iya," jawabnya lalu merasa konyol karena telah merasa konyol.

Mata cokelat itu bagai lensa kamera yang tidak terbaca. Pemain poker yang ahli.

"Jam weker?"

"Salah satu murid saya memiliki masalah untuk datang ke sekolah tepat waktu."

Cukup, dia tidak perlu menjelaskan apa pun kepadanya.

"Ini semua kamu yang bayar?"

Sarah mengangguk, menyapa kasir dan meletakkan barang-barangnya di ban berjalan.

Pria itu meletakkan kartu, botol wiski, dan bunga tepat di sebelah barang-barangnya. Tak berjarak.

"Apakah kamu keberatan jika aku yang membayarkan untuk anak-anak itu?"

Maya ingin menjawab bahwa yang dia butuhkan celana legging ketat yang tadi dilihatnya di bagian fashion. Jika dia menjawab ya, dia akan memakainya dengan rok hijau dan merahnya, sehingga masih memiliki sisa uang dan tidak perlu khawatir membayar laundry kiloan sampai minggu depan. Itu akan banyak membantu.

"Terima kasih," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun