"Iya," jawabnya lalu merasa konyol karena telah merasa konyol.
Mata cokelat itu bagai lensa kamera yang tidak terbaca. Pemain poker yang ahli.
"Jam weker?"
"Salah satu murid saya memiliki masalah untuk datang ke sekolah tepat waktu."
Cukup, dia tidak perlu menjelaskan apa pun kepadanya.
"Ini semua kamu yang bayar?"
Sarah mengangguk, menyapa kasir dan meletakkan barang-barangnya di ban berjalan.
Pria itu meletakkan kartu, botol wiski, dan bunga tepat di sebelah barang-barangnya. Tak berjarak.
"Apakah kamu keberatan jika aku yang membayarkan untuk anak-anak itu?"
Maya ingin menjawab bahwa yang dia butuhkan celana legging ketat yang tadi dilihatnya di bagian fashion. Jika dia menjawab ya, dia akan memakainya dengan rok hijau dan merahnya, sehingga masih memiliki sisa uang dan tidak perlu khawatir membayar laundry kiloan sampai minggu depan. Itu akan banyak membantu.
"Terima kasih," katanya.