Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pria Itu

12 Juli 2021   19:49 Diperbarui: 22 Juli 2021   22:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria itu mengenakan setelan jas mewah dan eau de perfume yang dari baunya sangat, sangat mahal.

Matanya cokelat tua tajam. Tidak membawa troli, tidak juga keranjang belanja. Tiga item. Buket bunga mawar putih di jepit di ketiak lengan kiri, sekotak kartu remi dalam genggaman, sebotol wiski menggantung di tangan kanannya.

Dia berdiri diam dengan sangat nyaman, meskipun sesungguhnya pria sepertinya tidak pantas berada di antrean kasir supermarket.

Kapan terakhir kali seorang pria memberikanku bunga? pikir Maya.

Mungkin usianya akhir empat puluhan atau awal lima puluhan. Bukan tampan, tetapi jantan dan memikat.

Pria itu menatapnya cukup lama, lebih dari yang biasa diberikan pria-pria umumnya.

Apakah dia berpikir untuk merayu dirinya, gadis rambut kuncir kuda, tanpa riasan, celana jins yang telah dikenakannya sepanjang akhir pekan?

Dia mungkin setua ayahnya.

"Pak, apa Anda ingin duluan?" Maya bertanya, menunjuk barang-barang yang dipegangnya. Pria itu memberi isyarat sebaliknya.

"Guru, ya?" tanyanya.

Mata cokelat tua itu menginventarisasi isi troli Maya: buku mewarnai, kotak krayon, jam alarm digital, bungkus sereal untuk satu porsi, sepatu bot karet tokoh kartun, dan beberapa buku Iqro'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun