Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pusar

8 Juli 2021   20:06 Diperbarui: 8 Juli 2021   20:15 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tahu Anda berpikir saya sudah gila, tetapi Anda harus percaya kata-kata saya.

Saya punya alasan bagus untuk tidak makan. Bukan berarti saya mengidap anoreksia.

Saya suka makanan, hanya saja saya tidak ingin berakhir seperti Erick, itu saja.

Tidak makan ini dimulai setelah Erick sakit, tapi harus saya katakan, ini bukan stres atau kesedihan atau depresi.

Saya memang mencintai Erick, dan itu menyakitkan karena dia pergi.

Tetapi itu bukan yang menyebabkan saya tidak makan. Apakah Anda tahu? Jika Erick melakukan apa yang saya lakukan, dia masih hidup sampai sekarang.

Apa maksud Anda, bercerita tentang Erick? Apa yang bisa diceritakan?

Dia baik dan saya mencintainya. Bukankah itu yang paling penting?

Saya tidak ingin membicarakan panjang lebar. Dan yang Anda tanyakan tentang kata pertama yang muncul di kepala saya ketika memikirkan dia? Tidak seperti yang Anda pikirkan.

Saya tahu Anda pasti berpikir kata pertama yang saya pikirkan adalah 'gendut'. Tetapi tidak. Saya menyukai perut Erick.

Ya, mungkin seharusnya Erick mengurangi berat badannya, setidaknya sepuluh kilogram. Namun saya tidak peduli. Bahkan, saya suka menyentuh perutnya, merasakan betapa bulatnya perut itu di telapak tangan saya. Dan pusarnya ... Anda pasti belum pernah melihat pusar seperti miliknya. Begitu dalam dan lebar. Anda bisa menyembunyikan sebutir telur puyuh di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun