Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati dari Logam

3 Juli 2021   19:22 Diperbarui: 3 Juli 2021   19:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
besthdwallpaper.com

Aku mendengar teriakan koki yang marah saat dia memanggang sesuatu dalam wajan memercikkan minyak panas ke wajahnya. Klakson mobil darat nirawak bersahut-sahutan, gelak tawa, gonggongan anjing kelaparan, dua orang yang mengerang di apartemen seberang jalan.

Aku mendengar semuanya, mengatasi indraku yang lain. Semuanya begitu... begitu hidup.

Terdengar dengungan kecil dari kamera  yang berputar saat Lovelace melepaskan dirinya dari perangkat portabel. Dia melayang di sampingku, diam tak yakin harus berkata apa.

"Katakan padaku," aku bertanya, "bagaimana aku lebih manusiawi darimu?"

"Hujan," katanya lembut saat tetesan bening mendarat di penutup perangkatnya. "Aku tahu hujan adalah air karena memiliki unsur hidrogen dan oksigen. Aku tahu hujan membuat basah karena bentuknya cair, bukan uap atau es. Aku tahu hujan berasal dari kondensasi uap air di atmosfer yang kemudian mengendap menjadi embun jatuh ke bumi."

Dia berhenti, seolah-olah mengambil napas dengan paru-paru yang tak dipunyainya. "Tapi aku tidak akan pernah tahu seperti apa rasanya. Aku takkan pernah tahu rasa lembab di kulit, dinginnya yang membuat tubuh menggigil. Aku takkan pernah mengalaminya sendiri."

Aku merasakan lensa kamera berputar saat aku menadahkan tangan, menangkap tetes hujan. Air meluncur ke garis batas tipis di tanganku yang memisahkan logam dari daging.

"Kamu bisa. Tapi aku tidak akan pernah merasakan apa yang kamu rasakan, kawan."

Bandung, 3 Juli 2021

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun